Cari Blog Ini

Senin, 07 Januari 2013

Kelebihan New Vixion Lightning Yang Belum Terekspose Bag.2 - Karet Penutup Bagian Belakang Radiator


Hmm...setelah kita membahas kelebihan New Vixion yang pertama mengenai Reflektor Lampu Utama, sekarang kita akan membahas mengenai Karet Penutup Bagian Belakang dari Radiator. Busyet...namanya panjang banget ya :p Tapi karena setelah browsing2 nggak menemukan istilah pendeknya, akhire tetep pake istilah ini dah :)

Kalau kita memakai Vixion lama (dan banyak motor sport berradiator lainnya), ketika mesin panas (kurang lebih 90°C) maka kipas radiator akan berputar dengan tujuan untuk mendinginkan mesin. Nah..ketika kipas berputar, maka kita akan merasakan hawa panas pada betis (kalo parah, bisa sampe paha neh). Sebenarnya gak ada efek samping yang sangat fatal dengan hal ini, akan tetapi pasti akan mengurangi kenyamanan dalam berkendara.

Untuk itulah, NVL hadir memberikan solusi yang murah, akan tetapi kelihatannya lumayan efektif (sekali lagi, "kelihatannya" lho ini, saya belum nyoba, mungkin kalau udah ada yang mencoba, silakan berkomentar di sini). Dikarenakan dengan bentuk karet yang tertekuk ke bawah seperti pada gambar (lihat yang di dalam area merah ya), maka aliran udara panas akan terbelokkan ke arah bawah. Selain melindungi kaki pengendara dari hawa panas, karet ini juga dapat melindungi komponen kabel yang berada di belakang kipas radiator. Dikarenakan isolasi kabel yang terbuat dari karet akan mudah menjadi getas apabila sering terekspos udara panas terus-menerus, dan hal ini nggak baik untuk kesehatan kabel itu sendiri.

Sayang sekali, part ini belum ada di katalog part resmi di situsnya Yamaha. Setelah muter2 tiga kali di beres, juga belum ada part seperti ini. Padahal, sepertinya pemasangannya tinggal pnp ama old vixion lho. Kalau ada yang udah masang, atau tahu tempat jualnya, kasih review di sini ya gan :)


Yahhh....tapi ini cuman sekedar pemikiran sederhana dari orang yang baru hanya melihat penampakan NVL ini. Bukan FB ato BC, yang jelas, ini murni dari ide yang terlintas ketika melihat penampakan aseli NVL :)

Bagi yang punya sanggahan atau tambahan ide, silakan berkomentar ya (y)

Jumat, 04 Januari 2013

Kelebihan New Vixion Lightning Yang Belum Terekspose Bag.1 - Reflektor Lampu Utama


Setelah banyak orang mencela bagian yang satu ini, sepertinya ada sisi menarik yang merupakan kelebihan bagian headlamp ini tapi belum ada yang membahasnya (setahuku sih...).

Seperti halnya sudah dibahas oleh valkyla1723, yang membahas masalah shroud yang lebih gede dari versi burung parkit. Bagian reflektor dari headlamp di seri NVL ini lebih gede daripada NV Burung Parkit, yang disinyalir juga merupakan sisi fungsionalitas saja. Jadi insinyur2 Yamaha, lebih prefer mengejar fungsi daripada hanya estetika (cmiiw).

Seperti yang sering tak keluhkan ke sesama pengguna Vixion Burung Parkit, bahwa sorot lampunya kurang terang daripada Vixion Lampu Bulat. Hal ini dikarenakan reflektor pada Vixion burung parkit lebih kecil, sehingga pengumpulan cahaya kurang maksimal. Ternyata hal ini diperbaiki pada seri NVL ini. Alih2 memperbesar daya bohlam lampu atau menggantinya dengan lampu LED, pihak Yamaha memilih untuk memaksimalkan fungsi dari reflektor itu sendiri. Bisa dilihat pada sisi reflektor NVL ini, cenderung membentuk bulatan (lihat bagian yang berfungsi untuk memantulkan cahaya lampu yah..bagian kuping kanan-kiri bagian atas abaikan saja tuh). Hal ini sesuai dengan fungsi reflektor itu sendiri (jadi teringat sama pelajaran SMP neh), yang digunakan untuk memfokuskan cahaya dengan sistem pantulan ke suatu titik (atau dalam kasus sepeda motor bisa garis) tertentu. Dengan menambah luas reflektor, akan didapatkan cahaya yang lebih terang dalam titik tertentu tersebut. Hmm...patut dibandingkan dengan Street Fire yang menggunakan bohlam lampu yang lebih besar dayanya, akan tetapi dengan reflektor yang lebih kecil nih. Kalau ada temen2 yang udah sempet membandingkannya, silakan berkomentar yah :)

Mengapa pihak Yamaha memilih  untuk mengubah desain reflektor (dengan konsekuensi membikin aneh desain headlamp keseluruhan) daripada mengganti tipe bohlam, mungkin (sekali lagi mungkin, soale ini cuman hipotesa gak jelasku):

  1. Mengganti ke Daya yang lebih tinggi, kelemahan:
    • Bohlam lebih panas, harus mengganti bahan reflektor dengan yang lebih bagus >> mahal
    • Menghitung ulang alokasi arus listrik yang mengalir dan kabel yang akan digunakan >> ribet
  2. Mengganti ke Tipe bohlam yang lebih canggih (LED atau Laser):
    • Mengganti teknologi, selain butuh riset juga butuh biaya >> ribet dan mahal, gk bisa jadi motor canggih yang murah dah ntar
Yahhh....tapi ini cuman sekedar pemikiran sederhana dari orang yang baru hanya melihat penampakan NVL ini. Bukan FB ato BC, yang jelas, ini murni dari ide yang terlintas ketika melihat penampakan aseli NVL :)

Bagi yang punya sanggahan atau tambahan ide, silakan berkomentar ya (y)

Rabu, 07 Maret 2012

Perbandingan Antara Speedometer Motor Dengan GPS

Kata orang, membaca kecepatan via GPS menghasilkan hasil yang lebih akurat daripada pengukuran menggunakan speedometer bawaan motor. Hmmm...sebenarnya saya kurang mengetahui seberapa detail akurasi speedometer GPS ini, tapi biar untuk perbandingan saja, saya upload hasil percobaanku pada pagi hari ini.

Speedometer Vixion.

Diuji coba di jalanan ring-road dan dalam kota pada sekitar jam6 pagi. Sayang sekali, jam segitu jalanan sudah lumayan penuh, jadi jangkauan kecepatan yang dapat dicapai hanya sampai 80kph (km per jam) saja.
Uji coba menggunakan cara menahan kecepatan tertentu (tertinggi) selama beberapa waktu (minimal 5detik) dan kemudian melihat hasil maksimalnya di GPS software. GPS yang saya gunakan adalah GPS integrated yang ada di Galaxy S-II. Sedangkan software yang saya gunakan untuk mencatat kecepatan adalah speedview free edition (lihat keterangan lengkap tentang speedview di sini).

Adapun hasil percobaannya adalah sebagai berikut:
1. Kecepatan maksimal 40kph
Terbaca 33kph.

2. Kecepatan maksimal 60kph
Terbaca 54kph.

3. Kecepatan maksimal 80kph
Terbaca 73kph.

Apabila data tersebut dimasukkan ke dalam perhitungan, maka:
Speedo GPS Selisih Persentase
40 33 7 17.5
60 54 6 10
80 73 7 8.75




Rata-rata persentase simpangan:
12.083 %


Jadi rata-rata perbedaan antara Speedometer bawaan dengan GPS adalah sebesar 12,083 persen. Semakin rendah kecepatan, perbedaan ini juga semakin besar. (Berdasarkan percobaan di atas).

Jadi, kecepatan speedometer itu selalu lebih tinggi daripada pengukuran menggunakan GPS. Sayang sekali, karena kondisi lalu-lintas yang lumayan padat, tidak bisa mengeksplorasi hasil dengan rentangan kecepatan yang lebih tinggi lagi. Rencananya besok kalo pas dapet jalan kosong ama pas bisa ngrekam, mau membandingkan di kecepatan yang lebih tinggi lagi lah.

Keep safety first, don't 4get that!!!

Selasa, 06 Maret 2012

Just My Opinion >> Kenapa Bangga Melanggar Lampu Kuning

Sekali lagi perlu saya tegaskan, ini merupakan opini saya semata, tidak ada dasar hukum atau masukan dari orang lain ketika saya membuat artikel ini.



Sering aku mendengar orang bilang "masih kuning tuh, lanjut ajah!!!" atau "kalo lampu kuning kamu berhenti, bakalan ditabrak dari belakang tuh". Bahkan saya dapet cerita dari temen kosku, kalau dia pernah berhenti ketika lampu sudah kuning, akan tetapi hasilnya adalah dia ditabrak motor dari belakang.

Hmmm...kalau saya gak salah ingat, ketika di TK itu saya diajari bahwa lampu hijau artinya boleh jalan, lampu kuning artinya hati-hati dan lampu merah artinya harus berhenti. Akan tetapi dari apa yang kudapatkan di pengalaman kehidupan sehari-hari ternyata itu semua berbeda. Karena hijau artinya jalan (benar), sedangkan kuning artinya tambah kecepatan biar gak kena lampu merah (salah besar) dan merah artinya ngerem mendadak biar berhenti (benar, tapi kurang tepat). Tapi ini nggak berlaku untuk semua orang, dari sekian banyak teman2ku, karena ternyata ada 3 orang (yang kutahu) yang benar2 mengaplikasikan metodologi pengajaran Tk tadi di dalam kehidupan berlalu-lintas mereka.

Sebenarnya kita nggak bisa menyalahkan semua kepada pengajar (guru TK) yang mengajarkan hal kurang benar. Ataupun kalau ternyata guru TK benar, kita juga nggak bisa begitu saja menyalahkan pengguna jalan yang bersikap demikian. Akan tetapi semua ini dicapai karena ada KESEMPATAN. Ingat bang napi saja bilang, kalau kejahatan itu bukan hanya terjadi karena ada pelakunya, akan tetapi karena juga ada kesempatan. Apakah kesempatan yang dimaksud itu? oke...mari kita telaah lebih lanjut.

Gambar salah satu perempatan di Jogja.

Oke, kita lihat dari gambar di atas saja yah. Dari arah utara diatur oleh lampu lalin dengan simbol warna kuning, sedangkan dari arah barat diatur warna merah, dari arah selatan diatur oleh simbol warna pink dan dari timur warna biru muda. Di sini berlaku arah berlawanan jarum jam (biasanya lampu merah itu menyala searah jarum jam, cmiiw), jadi ketika dari utara lampu merah menyala, yang dari barat kemudian giliran lampu hijau menyala, begitu selanjutnya berputar berlawanan arah jarum jam.

Ketika dari timur (warna biru muda) berhenti (lampu menyala merah) dari arah selatan (warna pink) berjalan (lampu menyala hijau). Dan pengemudi yang berhenti dari arah timur dapat melihat refleksi nyala lampu lalin dari arah selatan tersebut. Ketika lampu lalin selatan (simbol warna pink) menyala kuning, ternyata ada jeda sekitar 4detik sebelum lampu lalin timur (warna biru muda) menyala hijau. Dan dikarenakan pengemudi dari sisi selatan sudah mengetahui hal tersebut, mereka memacu kendaraannya ketika lampu kuning menyala. Bahkan ketika lampur merah dari arah selatan menyala, masih ada sekitar 2 detik sebelum lampu hijau dari arah timur menyala. Untuk itulah, biasanya pengendara dari sisi selatan tetap memacu kendaraanya sesaat setelah lampu merah menyala. Heh...sayang sekali, setelah tak coba2 amati, ternyata ini berlaku di semua lampu merah yang pernah kulewati. Dan sekali lagi, ternyata ini juga (MENURUTKU) membuat orang merasa aman ketika melanggar lampu kuning (bahkan lampu merah awal).

Coba saja kalau kejadiannya begini: ketika lampu merah menyala, berarti saat itu juga lampu hijau dari sisi lain juga menyala, sehingga orang akan berpikir dua kali sebelum melanggar lampu merah. Karena mereka akan takut ditabrak dari samping. Berbeda dengan kondisi yang sekarang ini terjadi di masyarakat, orang lebih takut tertabrak dari belakang ketika mengerem di lampu kuning (kisah nyata temen kosku).

Sekali lagi, pelanggaran bukan selalu ada karena pelaku, tetapi juga karena kesempatan. Maka waspadalah!!! Waspadalah!!!!!!!

Rabu, 29 Februari 2012

KEAMANAN PART II: SAKLAR RAHASIA



Seperti yang telah diutarakan sebelumnya, terdapat berbagai sisi negatif di Vixion kalau dilihat dari sudut pandang keamanan. Untuk itu, di bagian kedua ini, aku mengaplikasikan sebuah cara yang lumayan ampuh untuk mencegah orang membawa kabur motor kita dengan seenak hatinya :)
Karena Keamanan Bagian I (yang merupakan keamanan bawaan dari Vixion) adalah keamanan yang mengharuskan motor tidak bisa dipindah2, yang pasti akan menyulitkan ketika parkir di pinggir jalan, maka Keamanan Bagian II ini merupakan keamanan yang lebih fleksibel. Tentu saja dengan nilai negatifnya sendiri, akan dibahas lebih lanjut di bagian bawah.
Setelah aku mencari-cari cara untuk mengamankan my Vixion ketika diparkir, padahal dengan catatan kalau dipasang alarm tambahan akan menghanguskan garansi kelistrikan, maka setelah aku diskusi dengan chief mechanic BeRes di kotaku, aku punya ide untuk memasang saklar rahasia (sttt....jangan bilang2 ya, biar tetap rahasia) yang memutus kelistrikan pengapian. Sebenarnya Vixion sendiri sudah mempunyai saklar untuk mengatur hal ini, yaitu saklar Cut-Off Engine (saklar warna merah menyala di handle bar sebalah kanan), dan kita akan memanfaatkannya untuk memasang saklar rahasia (sekali lagi, sssttt...).
Sebelum kita mulai, alangkah baiknya kalau kita persiapkan alat2nya dahulu ya... Kalau aku menggunakan:
  • Obeng (+) untuk membuka kap lampu depan.
  • Tang Potong/Gunting/Cutter untuk memotong kabel nantinya.
  • Kabel listrik yang untuk motor (bisa menahan arus 3A, walaupun pada prakteknya tidak dialiri arus sebesar itu) sepanjang 1,5-2meter untuk menghubungkan kabel Cut-Off Engine dengan saklar rahasianya.
  • Saklar (terserah mau yang dipencet atau menggunakan tuas) yang akan kita fungsikan sebagai saklar rahasia (ssttt...).
  • Skun male dan female untuk menyambung kabel nantinya.
  • Korek Api untuk mengelupas isolasi kabel yang akan disambung.
  • Solder beserta tenol untuk menyambungkan serabut kabel dengan skun.
  • Selang kecil (ukuran sekitar 0,5cm) untuk membungkus skun female yang telah disambung agar menghindari resiko hubung singkat.
  • Lem tembak agar menutup selang dengan rapat dan untuk menempelkan saklar nantinya.
  • Isolasi listrik (biasanya warna hitam) untuk melindungi sambungan skun male.
  • Kunci ring/shock ukuran 10 untuk membuka baut pengunci tangki bensin (disarankan untuk tidak menggunakan kunci pas, karena akan kesulitan dalam memutar bautnya).
  • Kayu/Palu sepanjang 30cm (bisa kurang atau lebih, silakan dikira2 sendiri yah) untuk menopang  tangki agar kita bisa leluasa menempelkan saklar.
Gambar peralatan yang saya gunakan (part kecil tidak saya foto, karena lupa).

Untuk pemasangannya, tanpa berlama2, akan saya tunjukkan sebagai berikut:
  1. Buka Cover Lampu Depan Vixion terlebih dahulu, dengan cara membuka 2 baut (+) yang ada di bagian bawah-depan dari cover lampu.
Berikut adalah Gambar Bagian bawah-kanan dari lampu utama.

Untuk menunjukkan baut yang harus dilepas, di dalam gambar ditunjukkan dengan lingkaran biru. Silakan dilepas untuk yang bagian kiri juga yah (total 2 baut saja, menggunakan obeng (+) bawaan bisa koq). Sedangkan gambar lingkaran kuning menunjukkan baut penyetel ketinggian lampu depan. Silakan diatur kalau lampu depan terlalu rendah, hingga lampu jauh tidgfgfgffak dapat menjangkau 20meter di depan, atau kalau lampu terlalu tinggi, hingga lampu jauh bisa menyorot sampai ke mata pengendara di depan kita. (Untuk menyetel ketinggian lampu akan dibahas di artikel selanjutnya)
  1. Setelah terlepas, angkat mika lampu depan ke bagian atas (seperti gambar panah) untuk membuka kap lampunya. Setelah terangkat maka secara otomatis mika akan terlepas dari dudukannya.

Angkat mika lampu ke atas yah..


  1. Setelah terbuka, cari sambungan seperti yang ada di gambar.

Sambungan seperti inilah yang akan kita bedah.
  1. Apabila sambungan telah ketemu, maka tugas selanjutnya adalah mencari kabel merah strip putih untuk kita uthek2 :)
    1. Apabila telah ketemu, mari kita potong kabel merah strip putih tersebut, jangan terlalu mepet dengan sambungan, tapi sisakan sekitar 2cm agar kita mudah memasang skun.
    2. Setelah terpotong, kupas isolator karetnya menggunakan korek api.
    3. Setelah itu, pasangkan skun male dan female pada tiap ujung yang terkelupas tadi dan solderlah agar menjadi kuat. (apabila kualitas skun sudah bagus, tanpa disolderpun seharusnya sudah kuat)
    4. Jangan lupa selimuti skun female dengan selang kecil dan mantapkan menggunakan lem tembak.
    5. Untuk solderan/sambungan di skun male, selimuti dengan isolasi listrik agar tidak mudah korslet.
  2. Apabila langkah nomor 4 telah selesai dilakukan, kurang lebih hasilnya seperti di bawah ini

Kondisi setelah pemasangan skun.

Pada lingkaran biru tersebut, skun female telah dilindungi selang kecil yang bagian kirinya telah dilem. Sedangkan skun male telah dilapisi oleh isolasi listrik pada bagian sambungannya (hihihi...jadi gak keliatan merah strip putih lagi dah, justru jadi item sekarang).
  1. Setelah itu, sekarang kita bertugas untuk membuat sambungan juga untuk pemasangan saklar. Yaitu, kabel yang telah kita persiapkan tadi, 2 kabel di salah satu ujungnya kita sambung dengan skun male dan female seperti langkah no.4. Sedangkan 2 kabel di ujung lainnya kita hubungkan dengan saklar dan kemudian disolder. Jangan lupa, biar nggak korslet, lapisi juga bekas solderan menggunakan lem tembak.

Ini adalah gambar saklar yang telah direkatkan dan dilem.
  1. Setelah itu,  silakan buka baut pengait tangki bensin, kemudian angkat dan ganjal menggunakan kayu/palu yang telah dipersiapkan sebelumnya. Lalu silakan selipkan saklar rahasia ke tempat rahasia di Vixionmu (tapi jangan dibilangin di sini, ntar ndak udah nggak rahasia lagi) dan rekatkan dengan kuat menggunakan lem tembak. Sementara itu, kabelnya diulur sampe ke kap lampu depan. Silakan cari rute yang paling enak dan paling aman. 
  2. Kemudian jangan lupa pasangkan kabel saklar dengan kabel engine cut-off. Menggunakan pasangan skun, hubungkan serapat dan sekencang mungkin.

Berikut adalah gambar setelah disambung.

  1. Setelah terpasang, jangan lupa dicoba dulu. Kalau sudah sukses, bisa dipasang lagi semuanya seperti semula dan sistem pengamanan siap digunakan.


Buat mereka yang ingin mempelajari skema rangkaiannya, dapat dilihat pada model gambar di bawah:

Pemodelan rangkaian.
Keterangan:
a. Lingkaran merah menunjukkan Saklar Cut-Off Engine Vixion (ada di handle bar sebelah kanan).
b. Garis hitam menunjukkan jalur rangkaian asli sistem Cut-Off Engine (aslinya berwarna merah strip putih).
c. Lingkaran kuning menunjukkan sistem Cut-Off Enginenya (tidak digambarkan secara lengkap).
d. Kabel biru menunjukkan kabel rangkaian Saklar Rahasia.
e. Lingkarang hijau menunjukkan Saklar Rahasia
Jadi dengan memotong kabel asli (warna merah stri putih), kemudian secara seri dihubungkan dengan Saklar Rahasia, maka Saklar Rahasia dan Saklar Cut-Off Engine harus dinyalakan semua agar motor bisa dihidupkan. Apabila salah satu dari saklar tersebut dalam posisi off, maka motor tidak bisa dinyalakan. Hihihi...jadi kalau ada orang iseng merusak lubang kunci pun, paling bakal dicurigai orang banyak ketika menyalakan motor nggak bisa-bisa :p

Mengapa aku lebih memilih menggunakan penghubung skun daripada langsung menyambung antar kabel:
  1. Karena lebih reliabel. Aku pernah mengalami kejadian dimana saklar yang tak pakai retak (karena kualitas saklar yang kurang bagus, hihi..hanya seharga 1500 rupiah sih), jadi motor gak bisa menyala. Untuk itu, tinggal buka kap lampu depan, terus copot kabel saklar pengaman, dilanjutkan dengan menyambungkan kembali kabel merah strip putih. Udah deh, motor bisa nyala lagi dengan normal.
  2. Sewaktu-waktu bisa dikembalikan ke standarnya. Apabila sistem pengamanan dengan cara ini dipermasalahkan (BeRes mengancam menghilangkan garansi kelistrikan, atau mau memodifikasi dan tidak mengaktifkan sistem ini) maka kebel dan saklar dapat dilepas, dan tinggal menyambungkan lagi kabel merah strip putihnya.
  3. Lebih reliabel daripada menyambung langsung dan menutupnya dengan isolasi. Karena bahan perekat (lem) pada isolasi biasanya akan meluruh ketika terlalu sering terpapar kelembaban (isolasi jadi terlepas dan bekas isolasi akan lengket-lengket). Akan tetapi sambungan skun seperti ini lebih awet dan tahan lama (tergantung dengan tingkat kerapian dan kekuatan penyambungan skun dengan kabelnya).
    Walaupun pemasangan skun lebih ribet daripada sambung langsung, dan nantinya di kap lampu akan lebih menonjol juga, tapi itu dapat diatasi koq :)

So...buat yang mau modif untuk menambah tingkat keamanan motornya, trik ini bisa dijadikan salah satu solusi.
Tapi ingat, nggak ada yang benar-benar aman di dunia ini. Sistem pengamanan seperti ini pun bakal kewalahan ketika pencuri mengangkat motor secara utuh dan diangkut menggunakan mobil. Jadi waspadalah dan berdoalah :)
Apakah ada yang mau menambahkan trik lain??? silakan....

Kamis, 23 Februari 2012

Keamanan Part I : Gembok Standar Tengah


Apabila dilihat dari sisi keamanan, Vixion mempunyai banyak nilai negatif. Beberapa di antaranya adalah:
  1. Motornya bagus, jadi peminat banyak.
  2. Harga jual kembali yang lumayan tinggi.
  3. Part motor banyak diperlukan orang.
  4. Tidak adanya perlindungan tambahan ketika membeli kecuali kunci kontak standar yang tanpa SKS (Secure Key System) atau MKS (Magnetic Key Shutter).
  5. Lari Vixion yang lumayan kencang, bikin susah dikejar kalo udah dipegang maling :p
Yah...nggak mendoakan sih, tapi bukannya lebih bagus kalau kita jaga2. Sedia payung sebelum hujan lah, daripada ntar kalo kehujanan terus kecewanya di belakang.
Setelah melihat-lihat dengan seksama di Body Vixion, ternyata ada “sesuatu” yang aneh di standar tengahnya Vixion. Cekidot...
Berikut “sesuatu” yang dimaksud. Apabila kotak hijau diperbesar maka....

Teng...teng....... ternyata ada lubang aneh di bawah tuh.

Ternyata ada lubang tempat menaruh pembatas yang digunakan untuk mengganjal standar tengah untuk dinaikkan. Hmmm...sebenarnya cara yang bagus untuk mengamankan kendaraan sih. Sayang sekali, sungguh sangat sayang sekali, hal ini tidak disosialisasikan oleh pihak penjual (baca: dealer), sehingga mayoritas masyarakat tidak mengetahui akan adanya sistem pengamanan seperti ini.
Akhrnya setelah mencoba dan mencoba, aku mempunyai spot untuk menambahkan keamanan Vixionku dengan cara seperti ini :)
Berikut adalah tempatku menyimpan gembok super :D

Gembok super beserta kuncinya (lingkaran biru) yang kugantung beserta kunci utama (kotak kuning).

Ketika sistem pengamanan diaktifkan, standar tengah gak bisa dinaikkan.

Hmmm...setelah beberapa waktu menggunakannya, beginilah reviewku:
  1. Sistem ini keamanannya lebih tinggi dari SKS maupun MKS. Tingkat keamanan ditentukan oleh kualitas gembok yang digunakan. Mau pakai password atau kunci, silakan pilih.
  2. Agak repot sih, harus mindah gembok dari footstep belakang ke lubang standar tengah, harus jongkok masangnya, tapi semua itu terbayar dengan kepuasan dan keyakinan kalau Vixionku bakal menjadi lebih aman (amin...).
  3. Kalau lupa (gembok masih terpasang, tapi motor mau dijalankan) sistem ini relatif aman, karena gembok maupun lubang gembok gak mudah patah (bayangkan kalau pengamanan gembok cakram, apa nggak runyam tuh kalau kelupaan terus dijalankan).
  4. Bener-bener bikin maling ilfil kalau ngeliat sistem pengamanan kayak gini, karena motor hanya bisa dimaling dengan cara menggergaji gembok (tergantung kekuatan gembok sih, tapi yang jelas sangat repot dan lama) atau kalau nggak dengan mengangkat motor secara langsung (gak bakal dilakukan karena selain berat, juga sangat memancing perhatian).
  5. Jangankan maling, Tukang Parkir ajah juga ilfil kalo ada yang parkir dengan pengamanan kayak gini. Jadi kalo parkir dipindah2, cara ini nggak bisa digunakan.
Itu caraku, gimana dengan kamu?


Selasa, 21 Februari 2012

Spatbor Kolong a.k.a. Rear Fender

Setelah mengarungi jalanan dengan Vixionku selama beberapa lama, akhirnya aku menyadari bahwa:
  1. Cipratan dari ban ke kaki pengendara (baik itu depan maupun belakang) terlalu mantap (apabila tak bandingin dengan motor bebekku yang dulu).
  2. Shock breaker belakang terlalu cepat kotor ketika musim hujan (walaupun sudah dipasangin karet pelindung shock breaker).
  3. Cipratan ke kaki pembonceng semakin menjadi-jadi, ketika melewati daerah basah, pasti pembonceng akan sangat merasakannya.
Sepertinya ini dikarenakan ban motor sport yang lebih gede ukurannya daripada ban bebek. Dan juga bentuk bodi motor yang nggak ada penutupnya. Ini akan diperparah ketika menggunakan ban jenis garuk tanah (memakai kotak tahu di ban, kayak crosser itu lah). Memang, untuk menghindari hal seperti itu nggak akan bisa 100%, akan tetapi paling nggak pasti ada cara untuk mengurangi.... setelah bertapa selama beberapa hari, akhirnya aku menemukan beberapa solusi:
  1. Kembali menggunakan Honda Astrea Grandku >> Tapi opsi ini aku tidak suka, karena cipratan ban belakang ke boncenger lebih parah, dikarenakan spatbor belakang grandku udah nggak ada topinya. Alhasil ketika hujan atau melibas track basah, pembonceng pasti akan mandi gratis di bagian punggung dong. Kasiannnn....
  2. Menggunakan motor matic, yang notabene sangat membantu menghindari dari cipratan ban depan maupun belakang >> Heh...opsi yang sangat tidak ku suka...emang ganti motor matic tidak nambah biaya apa...kan aku nggak punya motor matic. Lagian kalo pake matic, kurang sreg kalau tak bawa jalan2 jauh :p
  3. Setelah melihat2 Vixion SE, sepertinya ada opsi yang bagus nih, dan memungkinkan untuk dilakukan. Yaitu memasang Cover Engine depan (sampai saat ini belum menemukan yang cocok) dan Spatbor Kolong. Ayo hunting...... :D
Setelah keluar masuk toko variasi dan mensurvey harganya, kutemukan wujud yang sesuai dengan incaranku dan dekat rumahku :) sipp...saatnya memasang...
Maaf...karena hujan rintik2 dan terburu-buru, nggak sempet foto2 di toko. Barang seharga nggak lebih dari 50k ini juga gak ada foto sebelum dipasang, pokoke langsung bawa pulang aja terus tak pasang sendiri, berikut langkah pemasangannya:
  1. Lepas keteng rantai asli (namanya apa yah, pokoke itu lho, yang digunakan untuk menutup rantai, terbuat dari plastik).
  2. Lepas roda belakang (kata yang jual, tanpa melepas roda juga bisa koq masangnya, tapi karena tak coba2 tetep gak bisa masuk, ya udah, nyopot roda aja lah).
  3. Lepas karet pelindung shock breaker (opsional >> aku mikirnya, spatbor kolong di Vixion SE aja nggak pakai pelindung karet koq, lagian cipratan lumpur kan bakal terhalang spatbornya >> cara pandang yang salah, akan saya ralat kemudian).
  4. Pasang spatbor belakangnya, PnP koq ama dudukan asli, tinggal masang lagi baut yang dari keteng tadi. Untuk bagian kanannya dapat ditambahi baut atau tali pengikat (opsional, karena tidak ditambahi juga cukup kuat koq).
  5. Biar bisa jalan, pasang kembali rodanya :p di bawah adalah penampakannya
Rear Fender

Hihihi...cukup keren yah (menurutku sih). Lagian modelnya juga sama seperti milik Vixion SE (IMO). Dan setelah tak buat jalan2 beberapa lama, menerobos medan yang sulit, dari gunung hingga lembah (lebay mode: ON) akhirnya aku menyadari bahwa pemasangan Spatbor Belakang saja masih bikin masalah, yaitu kotornya shock breaker belakang. Huhhh...koq kayaknya nggak beres terus sih. Dan setelah tak lihat2, sepertinya masalah ini bisa diatasi dengan memasang karet pelindungnya lagi dah. Akhirnya tak ulangi lagi dah, jadi tak lepas lagi spatbornya, kemudian tak pasang karetnya dulu, baru tak pasang lagi spatbornya. Hehe...mantap, shock breaker belakang jadi lebih terjaga kebersihannya dah :)

Bagian yang dilingkari biru adalah karet pelindung yang dimaksud.

Selama beberapa waktu menggunakan Spatbor belakang ini, beginilah review dariku:
  1. Good Looking, yah...jadi gak keliatan standar2 amat dah :8
  2. Lumayan mengurangi cipratan air bercampur kotoran dari roda belakang (saya bilang lumayan lhooo...).
  3. Ekonomis, hehe, dengan budget kurang dari 50k sudah bisa mendapatkan penampakan yang menyerupai Vixion SE
  4. Sangat membantu untuk menjaga kebersihan Shock Breaker belakang. Karena letaknya yang sangat tersembunyi membuat Shock Breaker belakang jarang dibersihkan (untukku sih), jadi menjaga kebersihannya akan sangat membantu untuk menjaga umurnya 'v'
Berikut beberapa penampakan hasil pemasangan Spatbor Belakang a.k.a. Rear Fender di Vixionku

Hmmm...gimana pendapatmu???